Wahai “Sang Pemilik Tulang Rusuk” ini
Assalamu’alaikum
Ukhti Fillah. Kaifa Haluk? Semoga kita selalu dalam keadaan baik luar biasa,
selalu dalam lindungan serta rahmat Allah SWT. yaa.. Aamiin...
Tulisan ini
merupakan bentuk apresiasi saya terhadap kegalauan kita tentang satu rahasia
besar yang masih disembunyikan Tuhan dan pastinya selalu hati kita pertanyakan.
Tentang siapa “Dia” dan bagaimana kabarnya?. Well, di sini saya akan mencoba
menjawab kegalauan kita. *bukan menjawab pertanyaan hati kita ya dan bukan pula
memberikan bocoran tentang siapa “Dia”. Ingat, saya bukan Tuhan. Di sini saya
akan bercerita tentang sebuah kisah ketika saya mencoba memecahkan misteri ini.
Semua bermula
ketika rasa penasaran saya melampaui logika seorang remaja. Ya!, I’m so excited about love and mate.
Bukan pengen pacaran, tapi saya penasaran kenapa pada masa remaja, mulai tumbuh
perasaan-perasaan aneh dan asing yang tidak pernah terpikir ketika kita masih
kecil, except for “Kids zaman Now!”. Turn
back, Rasa penasaran itu memuncak ketika saya berada di bangku kelas XII, dan
itu? Sangat mengganggu!. *Just Tips for You, peliharalah rasa penasaran
seperlunya, don’t Over like Me before, just it!. Sedikit cerita lagi, dan tanpa
disadari ternyata riset saya dimulai ketika saya berada di Junior High School, and I just realize it right now!. Namun, ketika
itu saya masih acuh tak acuh tentang masalah beginian. Waktu berjalan, pelajaran
biologi mengisi hari-hari saya. Di situ saya mulai mengerti, diimbangi dengan mengingat-ingat
mata pelajaran IPA ketika berada di bangku sekolah dasar. Mata kepala saya
mulai terbuka, masalah ini mulai menemukan titik terang. Semua itu mendapat
jawaban yang sedikit menjawab rasa penasaran saya, faktor psikologis yang mulai
berubah dan berkembang, that’s right! Itu jawabannya. Saya mulai beristirahat dengan tenang kala
itu, otomatis melupakan masalah yang terpecahkan menurut saya dengan memegang
jawaban atas pertanyaan sebelumya, dan taraaa... saya terusik lagi ketika saya
yang suka pergi ke acara pernikahan ini menemukan sesuatu. Saya melihat
orang-orang menikah dengan berbagai latar belakang cerita cinta dan budaya yang
berbeda, ada yang menurut saya cocok dan ada yang mungkin masih menjadi misteri
bagi saya. Masalah baru muncul lagi. Waktu itu, saat kelas XII saya mulai
mencoba mencari “Rumus Jodoh”, layaknya ingin memecahkan soal fisika yang
kadang di luar nalar, dan ketika saya mulai sadar, saya rasa masalah yang satu
ini memang benar-benar di luar nalar manusia!.
Saya mulai
semuanya dengan mencoba mengumpulkan study kasus, Actually, I still love social cases learning. Bertanya
kepada orang-orang yang saya anggap mampu memberikan saya jawaban, orang-orang
yang sudah menikah puluhan tahun hingga yang masih muda belia adalah langkah
awal yang saya lakukan. Hampir satu tahun berjalan, kesimpulan demi kesimpulan
yang saya buat selalu dipatahkan oleh kasus-kasus baru yang saya temukan.
Disibukkan dengan kesimpulan di kasus baru, membuat kesimpulan yang saya buat
selalu up to date seiring
perkembangan di zamannya. Waktu Ujian Nasional (UN) pun tiba, saya harus
melawan rasa penasaran dan mengistirahatkan kasus ini sejenak. Oke, masa itu
pun terlewatkan. Sekarang masa liburan terpanjang bagi anak SMA sudah tiba, ya...
itu adalah waktu transisi kehidupan bagi setiap siswa menurut saya, memilih
melanjutkan pendidikan formal atau tidak, itu pilihan kehidupan!.
Semakin dalam
mempelajari kasus yang up to date ini
membuat saya semakin merasa dunia ini tak adil, saya semakin sering patah hati,
semakin meningkatkan angka stress dan level kegalauan saya hingga saya
benar-benar dibuat lelah saat itu dan ingin pergi meninggalkan dunia yang aneh
ini sejenak. Pahami ayat ini sebentar saja, sebelum kamu lanjut membaca.
“Dan Tiadalah
kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh
kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah
kamu memahaminya?” (QS. Al-An’am: 32)
Berbekal keyakinan yang telah orang tua saya
tanamkan serta ilmu agama selama sekolah, akhirnya saya memutuskan untuk berfokus
meninggalkan segala yang berhubungan dengan dunia percintaan dan masalah rumit
ini, “Jodoh”. Saya membanting setir, mempelajari Psikologi dan tips-tips untuk
memperbaiki persepsi saya mengenai semua ini. Dunia perkuliahan dimulai, saya
belum juga membaik, semester 1 berakhir begitu saja, dilanjutkan semester 2,
dan masalah itu muncul lagi. Dapat menyelesaikan semester 2 saja adalah suatu
kepuasan tersendiri bagi saya. Ya, sekarang saya berada di semester 3, dan saya
mendapat banyak pencerahan di semester ini. Masalah di semester 2 dan kasus di
luar nalar ini mulai sedikit demi sedikit terpecahkan. Mungkin karena
bertambahnya kedewasaan seiring perjalanan waktu serta berbekal ilmu pengetahuan
tentang kehidupan yang saya dapat selama menjalani hari-hari saya. Satu hal
yang saya yakini, “semuanya akan baik-baik saja, percayalah!”, kita masih punya
Allah SWT., and we have everything!.
Untuk kamu, Ukhti,
janganlah bersedih hati, percayalah satu hal, siapapun dia, dimanapun Ia
berada, apapun keadaannya, ingatlah Allah Yang Maha Baik, jodoh tak akan pernah
tertukar, pemilik dan peminjam tulang rusuk dalam kehidupan ini saya analogikan
seperti permainan Puzzle, antara satu
bagian dengan bagian lainnya tak akan pernah bisa menyatu walaupun ia
dipaksakan jika salah satunya bukanlah pasangan dari puzzle tersebut.
Sekali lagi,
tetaplahlah ikhlas dan berendah hati.
“Ketahuilah,
bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang
melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan
tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya
mengagumkan Para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu Lihat
warnanya kuning kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang
keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia ini tidak
lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS. Al-Hadiid: 20)
Percayalah,
Allah akan mempertemukanmu dengan “Dia”, sang pemilik tulang rusuk itu di waktu
yang tepat, dalam kondisi dan situasi yang tepat pula. Dan percayalah, takdir
Allah itu sangatlah indah pada waktunya, ketika kamu mulai mengikhlaskan
ketetapannya, ikhlas, percaya, tawakkal dan yakinlah. Fokuskan saja pada dirimu,
berbenah dan memperbaiki yang seharusnya di perbaiki, bukankah mempergunakan
waktu yang ada dengan mengisi dan memperbaiki diri akan jauh lebih baik
dibandingkan memikirkan sesuatu yang tidak penting yang hanya akan menyisakan
kegundahan tiada henti?
Percayalah, takdir
Allah itu indah, terkadang Allah ingin bercanda dahulu dengan hambanya sebelum
memberikan kejutan yang luar biasa, maka tersenyumlah dan tataplah dunia ini dari
sisi dunia yang berbeda.
“Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan kepada kami sebahagian
dari karunia-Nya, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada
Allah, (tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka). (QS. 9:59)”
Eh,
satu lagi kalo kamu yang suka nonton film kartun Doraemon, coba deh inget-inget
lagi film yang terakhir dirilis tahun 2014 yang satu ini, yups!, “Stand By Me”,
kamu tahu? Perjuangan Nobita mengejar cinta Sizuka?, kisahnya mendebarkan
ketika Sizuka masuk ke dalam tabung telur ajaib raksasa yang dikeluarkan dari dompet doraemon? *eh, maksudnya
kantong ajaib. Tabung itu dapat mengubah siapa saja yang masuk di dalamnya
menjadi cinta dan tergila-gila kepada orang yang pertama kali dilihatnya ketika
keluar. Harapan terbesar di hati Nobita adalah agar orang yang dimaksud
adalah dirinya sendiri. Dan ternyata? Dunia berkata lain, yang pertama kali
dilihatnya bukanlah Nobita, melainkan teman akrab Sizuka sendiri yang bernama
Jeki Sugi (*kalo gak salah) yang pastinya lebih tampan dan berwibawa dibanding
Nobita. Seketika hati Nobita hancur berkeping-keping, Ia patah semangat, malahan hampir kehilangan
semangat hidup, beruntung Ia memiliki sahabat luar biasa bernama Doraemon yang
selalu ada dikala senang maupun sedih. Waktu berjalan, Nobita mulai belajar
melupakan Sizuka, Ia mengisi hari-harinya dengan membaca, ya walaupun yang
dibacanya buku-buku komik si bukan buku pelajaran. Dan akhirnya keajaiban pun
muncul, walaupun dunia berkata A, takdir akan berkata yang sebenarnya.
Penantian Nobita berakhir indah. Cerita ini juga mengingatkan saya pada suatu
kisah tentang Siti Zulaikha dan Nabi Yusuf, sungguh sangat menakjubkan.
Jika jodoh, maka
“Sang Pemilik Tulang Rusuk” pun akan datang menjemput “Sang Peminjam Tulang Rusuk-nya” diwaktu yang tepat. Dan pastinya untuk saling melengkapi ya.. bukan
minta dikembalikan.
Dan, menurut
saya kasus ini...
SELESAI.
Semoga kita tidak pernah lelah untuk selalu
saling mengingatkan, memperbaiki diri dan mengisi hati ya Ukhti, tak ada yang
sangat baik dari diri saya, tetapi saya mulai mencoba untuk belajar, semoga
kita selalu dirahmati dan usaha kita selalu diridhoi serta diberkahi oleh Allah.
Aamiin...
Semoga
selalu berbahagia dalam penantian Ukhti... ;)
Salam
sahabat Fillah....
Salam
dariku, “Sang Peminjam Tulang Rusuk-Mu”
Pontianak,
01 Desember 2017
Komentar
Posting Komentar